Rabu, 30 November 2016

KIMIA

Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisikailmu bahannanoteknologibiologi,farmasikedokteranbioinformatika, dan geologi [3]. Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom danmolekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalahasam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk atom; protonelektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti ionmolekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling rendah adalah padatcairgas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui diluar angkasa yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki struktur tetap pada suhu kamaryang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang mencoba mengubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap, sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.
Air yang dipanaskan akan berubahfase menjadi uap air.
Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena molekul-molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang disebut ikatan Hidrogen. Di sisi lain, hidrogen sulfida (H2S) berbentuk gas pada suhu kamar dan tekanan standar, karena molekul-molekulnya terikat dengan interaksi dwikutub (dipole) yang lebih lemah. Ikatan hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk mempertahankan molekul air untuk tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak untuk mengalir, yang menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara 0 °C sampai 100 °C pada permukaan laut. Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut mengizinkan organisasi bentuk yang lebih erat, menghasilkan suatu zat padat, dan melepaskan energi. Peningkatan energi akan mencairkan es walaupun suhu tidak akan berubah sampai semua es cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya akan menyebabkannya mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu terdapat cukup energi untuk mengatasi gaya tarik antarmolekul dan selanjutnya memungkinkan molekul untuk bergerak menjauhi satu sama lain.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.
Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia.
Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan gambaran bagus mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20, sifat subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat fisik ikatan kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah berkembang sampai dapat memahami dan memprediksi aspek-aspek biologi yang melebar ke bidang biokimia.
Industri kimia mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada tahun 2004, produsen bahan kimia 50 teratas global memiliki penjualan mencapai 587 bilyun dolar AS dengan margin keuntungan 8,1% dan pengeluaran riset dan pengembangan 2,1% dari total penjualan [4].

MANFAAT ILMU KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Ilmu Kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari sifat-sifat, struktur, komposisi, perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu Kimia sangat erat kaitannya dalam kehidupan manusia. Tanpa disadari, hal-hal di sekitar sering berhubungan dengan ilmu kimia, seperti makanan, obat-obatan, pakaian, bahan elektronik, dan masih banyak lagi yang lainnya. Ilmu Kimia mendasari beberapa ilmu lain seperti Biologi, Fisika, Ilmu Pertanian, dan lain sebagainya. Berikut ini beberapa manfaat ilmu Kimia dalam berbagai bidang, yaitu :


1. Manfaat Ilmu Kimia dalam Bidang Biologi
Ilmu Kimia dalam bidang biologi khususnya mempelajari tentang makhluk hidup (hewan dan tumbuhan). Proses kimia yang berlangsung dalam makhluk hidup meliputi pencernaan makanan, pernapasan, metabolisme, fermentasi, fotosintesis, dan lain-lain. Mempelajari hal tersebut, diperlukan pengetahuan tentang struktur dan sifat senyawa yang ada, seperti karbohidrat, protein, vitamin, enzim, lemak, asam nukleat dan lain sebagainya.

2. Manfaat Ilmu Kimia dalam Bidang Pertanian
Kesuburan tanah perlu dipulihkan kembali, untuk mengembalikan kesuburan tanah perlu dilakukan penambahan pupuk, sedangkan hama dapat diatasi dengan penambahan pestisida. Manfaat dan bahaya penggunaan pupuk dan pestisida harus dipahami, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya. Pupuk dan pestisida adalah produk dari ilmu kimia. Oleh karena itu, perlu mempelajari ilmu Kimia agar dapat memahami bahan-bahan kimia yang terkandung dalam pupuk tersebut agar tidak membahayakan bagi ekosistem sawah.

3. Manfaat Ilmu Kimia dalam Bidang Kosmologi
Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta dalam skala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek. Ilmu kimia memberikan gambaran tentang evolusi itu terjadi, yaitu dengan mempelajari partikel-partikel yang menyusun alam semesta ini.

4. Manfaat Ilmu Kimia dalam Bidang Hukum
Bidang hukum secara langsung memang tidak ada hubungannya dengan ilmu kimia, tetapi manfaat ilmu kimia dalam bidang hukum ini dapat dirasakan ketika diberlakukannya pemeriksaan peralatan bukti kriminalitas (kriminologi). Bagian tubuh tersangka dapat diperiksa dengan memeriksa struktur DNA-nya, karena struktur DNA setiap orang berbeda-beda, dan pemeriksaan ini melibatkan ilmu kimia.

5. Manfaat Ilmu Kimia dalam Bidang Geologi
Bidang ini berkaitan dengan penelitian batu-batuan (mineral) dan pertambangan gas serta minyak bumi. Proses penentuan unsur-unsur yang menyusun mineral dan tahap pendahuluan untuk eksplorasi ini, menggunakan dasar-dasar ilmu kimia. Manfaat ilmu kimia dalam bidang ini untuk membantu mengklasifikasikan unsur-unsur yang ditemukan, memahami serta mengerti temuan para peneliti tentang bebatuan atau benda-benda alam.

6. Manfaat Ilmu Kimia dalam Bidang Mesin
Manfaat Ilmu kimia juga bisa mengenai bidang permesinan, yaitu mempelajari sifat dan komposisi logam yang baik untuk pembuatan mesin, mempelajari sifat komposisi bahan bakar dan minyak pelumas mesin.

7. Manfaat ilmu kimia dalam Bidang Fisika
Kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul. Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungan dengan hukum pertama termodinamika. Kimia fisika digunakan untuk membantu penemuan material-material baru dalam bidang listrik, seperti semikonduktor, magnet, dan lain sebagainya.

8. Manfaat Ilmu Kimia dalam Bidang Psikologi
Psikologi dikenal dengan metodologi eksperimental sebagai salah satu metodologi dalam psikologi. Metodologi ini dilakukan dalam laboratorium dengan mengadakan eksperimen yang terkait dengan ilmu kimia.

9. Manfaat Ilmu Kimia dalam Bidang Kedokteran
Manfaat ilmu kimia pada kehidupan manusia dalam bidang kedokteran yaitu untuk membantu penyembuhan pasien yang mengidap suatu penyakit, dengan menggunakan obat-obatan yang dibuat berdasarkan hasil riset terhadap proses dan reaksi bahan-bahan kimia yang dilakukan dalam cabang kimia farmasi.

10.Manfaat Ilmu Kimia dalam Bidang Teknik Sipil

Bahan-bahan yang digunakan dalam bidang teknik sipil ini adalah semen, kayu, cat, paku, besi, paralon (pipa PVC), lem dan lain sebagainya. Semua bahan tersebut dihasilkan melalui riset yang berdasarkan ilmu kimia. Manfaat ilmu kimia dalam hal ini bertujuan agar bahan-bahan bangunan tersebut dapat diketahui kelebihan serta kekurangannya, sehingga dapat meminimalisir kecelakaan atau kerugian pada akhirnya.

SEJARAH PERKEMBANGAN KIMIA DI DUNIA

PERKEMBANGAN SEJARAH KIMIA


Ilmu kimia berkembang dari tiga sumber, yaitu alchemy/alkimia, ilmu kedokteran dan kemajuan teknologi.
Alkimia adalah protosains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika, metalurgi, kedokteran, mistisisme, dan agama.Kata alkimia berasal dari Bahasa Arabal-kimiya atau al-khimiya (الكيمياء atau الخيمياء), yang mungkin dibentuk dari partikel al- dan kata Bahasa Yunani khumeia (χυμεία) yang berarti “mencetak bersama”, “menuangkan bersama”, “melebur”, “aloy”, dan lain-lain (dari khumatos, “yang dituangkan, batang logam” ). Etimologi lain mengaitkan kata ini dengan kata “Al Kemi”, yang berarti “Seni Mesir”, karena bangsa Mesir Kuno menyebut negerinya “Kemi” dan dipandang sebagai penyihir sakti di seluruh dunia kuno.[http://id.wikipedia.org/wiki/Alkemi]
Alkimia mulai menyebar melalui timur tengah sampai ke eropa, saat itu alkimia sangat dipengaruhi oleh pemikiran barat. Alkimia sangat dipengaruhi oleh ilmuwan-ilmuwan yunani yang menyatakan bahwa materi dapat berubah menjadi material yang lain yang lebih sempurna. Selama 1500 tahun, tradisional alkimia mempelajari tetang materi dan perubahannya. Mereka mencari berbagai cara untuk merubah material yang tidak berharga seperti tembaga menjadi sesuatu yang sangat bernilai seperti emas (transmutasi logam). Hal ini yang menyebabkan para ahli alkimia melukis objek-objek tembaga dengan lapisan emas untuk membodohi para pengikutnya.
Banyak penemuan dalam bidang alkimia yang sangat berarti dalam proses kimia. Destilasi, perkolasi dan ekstrasi adalah beberapa metode penting yang ditemukan dalam perkembangan alkimia.
Alkimia juga mempengaruhi praktek kedokteran di eropa. Sejak abad ke 13, destilasi tanaman herbal telah digunakan untuk pengobatan tradisional. Paracelsus, seorang ahli alkimia dan fisikawan penting dalam sejarah menyatakan bahwa tubuh manusia merupakan suatu sistem kimia yang keseimbangan senyawa di dalamnya dapat digantikan oleh obat-obatan/perawatan kedokteran. Pengikut paracelsus yang kemudian menemukan mineral-drugs pada abad ke 17.
Selain dalam bidang alkimia dan kedokteran, ilmu kimia juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Selama ribuan tahun manusia mencoba untuk mengembangkan teknologi yang dapat menghasilkan perubahan material. Pembuatan tembikar, prose dying dan metalurgi turut memberikan pengaruh terhadap pemikiran tentang perubahan material. Pada abad pertengahan, teknologi pembuatan tepung, metalurgi, dan geologi mulai didokumenkan. Banyak buku-buku yang menjelaskan tentang metode pemurnian, assay dan penggunaan timbangan.
Ilmuwan yang berpikir filsafati,
diharapkan bisa memahami filosofi kehidupan, mendalami unsur-unsur pokok dari
ilmu yang ditekuninya secara menyeluruh sehingga lebih arif dalam memahami
sumber, hakikat dan tujuan dari ilmu yang ditekuninya, termasuk pemanfaatannya
bagi masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu, maka proses pendidikan hendaknya bukan
sekedar untuk mencapai suatu tujuan akhir tapi juga mem-pelajari hal-hal yang
dilakukan untuk mencapai tujuan akhir tersebut.
Sehingga, ilmuwan selain sebagai orang berilmu juga memiliki kearifan,
kebenaran, etika dan estetika.
Secara epistemologis dapat dikatakan bahwa
ilmu pengetahuan yang ada saat ini merupakan hasil dari akumulasi pengetahuan
yang terjadi dengan pertumbuhan, pergan-tian dan penyerapan teori. Kemunculan
teori baru yang menguatkan teori lama akan memperkuat citra sains normal. Tetapi,
anomali dalam riset ilmiah yang tidak bisa dise-lesaikan oleh paradigma yang menjadi
referensi riset, menyebabkan berkembangnya paradigma baru yang bisa memecahkan
masalah dan membimbing riset berikutnya (mela-hirkan revolusi sains). Tumbuh
kembangnya teori dan pergeseran paradigma adalah po-la perkembangan yang biasa
dari sains yang telah matang. Berkembangnya peralatan analisis juga mendorong
semakin berkembangnya ilmu. Contoh epistemologi ilmu dimana terjadi perubahan
teori dan pergeseran paradigma terlihat pada perkembangan teori atom, teori
pewarisan sifat dan penemuan alam semesta.
Dalam perkembangan ilmu, suatu kekeliruan
mungkin terjadi terutama saat pembentukan paradigma baru. Tetapi, yang harus
dihindari adalah melakukan kesalahan yang lalu ditutupi dan diakui sebagai
kebenaran.

Perkembangan teori atom
Konsep atom
dicetuskan oleh Leucippus dan Democritus (abad ke-6 SM): materi (segala sesuatu di alam) secara fisik
disusun oleh sejumlah benda berukuran sangat kecil (atom). Atom merupakan partikel
yang sangat kecil, padat dan tidak bisa dibagi, bergerak dalam ruang dan
bersifat abadi. Menurut John Dalton
(1766–1844) setiap unsur kimia dibentuk oleh partikel yang tak bisa diurai
(atom).
Pergeseran paradigma terjadi ketika ternyata dibuktikan bahwa atom
masih bisa dibagi dan memiliki elektron (J.J. Thomson,1856–1940) dan proton (E.
Goldstein, 1886). Pengetahuan bahwa
atom bisa dibagi membuat ilmuwan lalu mereka-reka struktur atom. Thomson, menganalogikan
atom seperti roti tawar dengan kismisnya, dimana elektron dan partikel positif
terdistribusi merata. Dari penelitian E. Rutherford (1871-1937) disimpulkan bahwa
elektron mengorbit mengelilingi nukleus. Postulat ini diperbaiki oleh J.
Chadwick (1891–1974): atom memiliki
sebuah inti yang terdiri dari nuklei, dan elektron-elektron yang mengorbit
mengelilinginya; dan lalu disempurnakan oleh Niels Bohr yang mempertimbangkan
efek kuantisasi energi atom. Teori-teori atom dan strukturnya masih terus
disempurnakan. Saat ini mulai terjadi anomali yang menggugat paradigma yang sudah
ada. Murray Gell-Mann (1964) mengatakan, proton dan netron masih bisa dibagi
menjadi quark.

Perkembangan teori pewarisan sifat
Pemikiran
tentang pewarisan sifat sudah ada sejak jaman dulu. Plato dengan paham esensialismenya
menjelaskan, setiap orang merupakan bayangan dari tipe ideal. Esensinya,
manusia adalah sama dan keragaman di dunia tidak ada artinya.
Perkembangan
teori ini diawali dengan dilema yang dihadapi Darwin: apa penyebab variasi dan apa yang
mempertahankan variasi? Menurut F.
Galton, setiap anak menuju kecenderungan rata-rata dari sifat induknya. Sifat-sifat hereditas konti-nyu dan bercampur,
anak adalah rata-rata dari kedua orang tua, maka variasi tidak ada. Sementara menurut Darwin, keragamanlah yang
penting, bukan rata-rata tetapi Darwin belum bisa menjelaskan mengapa keragaman
tersebut bisa terjadi. Hipotesa
sementaranya menjelaskan bahwa kopi sel dari setiap jaringan yang dimasukkan ke dalam
darah (gemmules)-lah yang memproduksi keragaman ketika gemmule dibentuk dan
dikonversi kembali menjadi sel tubuh pada saat reproduksi. Tapi, perjalanan
sejarah ilmu perkembangan sel selanjutnya membuktikan bahwa hipotesis ini
salah. Mendell yang melakukan persilangan
kacang dan menghasilkan varietas yang berbeda, mulus dan keriput tapi tidak
ada yang di tengah-tengah, menyimpulkan bahwa sifat-sifat yang diturunkan bersifat
diskrit, ada yang dominan dan ada yang resesif, tapi tidak bisa bercampur. Teori
inilah yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pe-ngembangan teori pewarisan
sifat.

Perkembangan teori tata surya
Prediksi peredaran
matahari, bintang, bulan dan gerhana sudah dilakukan bangsa Baylonia, 4000
tahun yang lalu. Kosmologi Yunani (4SM) menyatakan bumi pusat dan semua benda
langit mengitari bumi. Konsep ini dipatahkan Copernicus (1473-1543) yang menyatakan
bahwa matahari adalah pusat sistem tata surya dan bumi bergerak mengelinginya
dalam orbit lingkaran. Teori Copernicus menjadi lan-dasan awal pengembangan
ilmu tentang tata surya.
Seorang ilmuwan berada pada posisi dimana
dia memiliki pengetahuan yang berdasarkan pada fakta (factual knowledge). Tetapi,
fakta itu tidak berarti walaupun bisa menjadi instrumen jika tidak
diaplikasikan. Aplikasi dari suatu kajian ilmu hendak-lah mempunyai nilai
kegunaan (aksiologis) yang memberi makna terhadap kebenaran atau ke¬nyataan yang
dijumpai dalam seluruh aspek kehidupan
Kajian filsafat berkenaan dengan pencarian kebenaran fundamental. Seorang
ilmuwan, hendaklah mengkaji kebenaran fundamental dari suatu alternatif
pemecahan masalah yang disodorkannya. Seorang ilmuwan juga memiliki tanggung
jawab sosial untuk memberi perspektif yang benar terhadap suatu masalah yang
sedang dihadapi dan alternatif pemecahannya secara keilmuan kepada mayarakat
awam. Dengan penguasaan ilmunya, seorang ilmuwan juga hendaknya bisa
mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang seharusnya mereka
sadari.
Sebagai contoh, kajian ilmu bioteknologi, revolusi hijau (bibit unggul,
pestisida, pupuk kimia) dan tanaman transgenik telah meningkatkan factual knowledge yang dimi-liki. Tetapi,
ketika akan diaplikasikan ke masyarakat sebagai alternatif untuk mengatasi
masalah, misalnya aplikasi tanaman transgenik untuk mengatasi produksi pangan
yang terus menurun, maka kita perlu mempertanyakan kebenaran fundamental yang
ada dibelakangnya. Apa penyebab masalah yang sebenarnya? Apa saja alternatif
pemecahan ma-salahnya? Apakah alternatif
yang diajukan memang alternatif terbaik untuk mengatasi masalah? Bagaimana
kajian keuntungan dan resiko dari alternatif yang dipilih ini? Bagaimana
dampaknya terhadap kemanusiaan, lingkungan, ekonomi dan sistim sosial masyarakat?
Hal-hal ini harus dipelajari dan dijawab oleh ilmuwan sebelum alternatif ini
benar-benar dipilih untuk mengatasi suatu masalah. Sehingga tidak terjadi kasus
dimana aplikasi dari suatu factual
knowledge ternyata pada akhirnya menimbulkan dampak negatif bagi manusia,
lingkungan, sosial ataupun aspek lain dari kehidupan masyarakat
Sejarah kimia dimulai lebih dari 4000 tahun yang lalu dimana bangsa Mesir mengawali dengan the art of synthetic “wet” chemistry. 1000 tahun SM, masyarakat purba telah menggunakan tehnologi yang akan menjadi dasar terbentuknya berbagai macam cabang ilmu kimia. Ekstrasi logam dari bijihnya, membuat keramik dan kaca, fermentasi bir dan anggur, membuat pewarna untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi bahan kimia dari tumbuhan untuk obat-obatan dan parfum, membuat keju, pewarna, pakaian, membuat paduan logam seperti perunggu.
Mereka tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat materi yang mereka gunakan serta perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan hasilnya merupakan sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan.
Para ahli filsafat Yunani purba sudah mempunyai pemikiran bahwa materi tersusun dari partikel-partikel yang jauh lebih kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (atomos). Namun konsep tersebut hanyalah pemikiran yang tidak ditunjang oleh eksperimen, sehingga belum pantas disebut sebagai teori kimia.
Ilmu kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan muslim bangsa Arab dan Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka adalah Jabir ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya, Geber. Ilmu yang bari itu diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yang berarti “perubahan materi”). Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa di muka bumi ini meminjam istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Perancis), chemie (Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia).
Sejarah kimia dapat dianggap dimulai dengan pembedaan kimia dengan alkimia oleh Robert Boyle (1627–1691) melalui karyanya The Sceptical Chymist (1661). Baik alkimia maupun kimia mempelajari sifat materi dan perubahan-perubahannya tapi, kebalikan dengan alkimiawan, kimiawan menerapkan metode ilmiah.
Pada tahun 1789 terjadilah dua jenis revolusi besar di Perancis yang mempunyai dampak bagi perkembangan sejarah dunia. Pertama, revolusi di bidang politik tatkala penjara Bastille diserbu rakyat dan hal ini mengawali tumbuhnya demokrasi di Eropa. Kedua, revolusi di bidang ilmu tatkala Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) menerbitkan bukunya, Traite Elementaire de Chimie, hal ini mengawali tumbuhnya kimia modern. Dalam bukunya Lavoisier mengembangkan hukum kekekalan massa. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena pembakaran. Api merupakan kekuatan mistik yang mengubah suatu zat menjadi zat lain dan karenanya merupakan perhatian utama umat manusia. Adalah api yang menuntun manusia pada penemuan besi dan gelas. Setelah emas ditemukan dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik menemukan metode yang dapat merubah zat lain menjadi emas. Hal ini menciptakan suatu protosains yang disebut Alkimia. Alkimia dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan sering mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains.
Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.

ILMUWAN KIMIA ISLAM

    


    Ilmu kimia sering ditakrifkan sebagai suatu ilmu berkenaan dengan penukaran sesuatu benda kepada benda lain, khasnya penukaran logam murah kepada perak atau emas atau sebagainya yang lebih berharga. Pada abad ke-16. Bel-Mughus al-Maghribi menghasilkan satu penulisan pendek tentang sejarah kimia dari zaman Nabi Adam hingga kepada zaman Nabi Muhammad S.A.W untuk menunjukkan bahwa kimia merupakan ilmu warisan yang diwahyukan.

  Di Andalus juga terdapat beberapa ramai ahli kimia Islam antaranya Jabir Ibn Aflah. Antara sumbangan beliau di dalam ilmu fizik ialah menemukan asid sulfurik, asid nitrik dan nitro muriatik. ,Abbas Ibn Firnas telah memperkenalkan teknik membuat kaca, dan lain-lain. 




1. Jabir ibnu Hayyan

    Bidang kimia yang di pelopori orang Islam mencapai kemuncaknya dengan cepat dalam abad ke-8 dengan kemunculan Jabir Ibn Hayyan. Beliau menghasilkan banyak penulisan yang kemudiannya ditambah lagi oleh penuntut-penuntutnya yang menulis mengikut doktrin Jabir. Himpunan hasil penulisan ini dikenali sebagai �Korpus Jabir�. Di antaranya termasuklah �Kitab al- Sab�in� dan kitab �al-Mizan� yang merupakan asas kepada Kimia Latin yang mula berkembang pada abad ke-15. 
    Jabir ibnu Hayyan lahir tahun 721 dan di Barat dikenal dengan nama Geber. Sampai akhir abad 17, ia -- bersama dengan Zakaria Razi -- sangat menonjol sebagai ahli kimia termasyhur yang dihasilkan abad pertengahan. Anak seorang penjual obat di Kufah (Irak) ini juga merupakan seorang sufi. Dalam penemuannya, Jabir membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi. Jabir pula menyiapkan tekniknya, mirip semua 'technique' kimia modern. Ia membedakan antara penyulingan langsung yang memakai bejana basah dan tak langsung yang memakai bejana kering. Dia pula yang pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan melalui proses penyulingan.
  
     Dalam setiap karyanya, Jabir melaluinya dengan terlebih dahulu melakukan riset dan eksperimen. Dalam bidang kimia, karya Jabir ibnu Hayyan mencapai lebih 500 buah, tapi hanya beberapa yang sampai pada zaman Renaissance. Di antara bukunya yang terkenal adalah Al Hikmah Al Falsafiyah, diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul Summa Perfectionis. Ide-ide eksperimen Jabir sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, nonmetal dan penguraian zat kimia.

    Jabir Ibnu Hayyan wafat. tahun 815; ahli kimia dengan berbagai eksperimennya, penemu sejumlah perlengkapan alat laboraturium modern, system penyulingan air, identifikasi alkali, asam, garam, mengolah asam sulfur, soda api, asam nitrihidrokhlorik pelarut logam dan air raksa (jauh sebelum Mary Mercurie), pembuat campuran komplek untuk cat. Jabir al-Hayyan mengemukakan kaedah percobaan sains.

   
2. Abu Zakariyya al-Razi

    Muhammad Abu Zakariyya al-Razi lahir tahun 865 menghasilkan �Kitab al-Asrar� dan �kitab Sirr al-Asrar� serta �al-Madkhal al-Thalim� yang masih digunakan oleh para ahli kimia terkemudian kerana al-Razi masih mengekalkan bahasa simbol kimia di dalam penulisannya. Sumbangan terpenting al-Razi termasuklah pengkelasan benda-benda kepada logam, tumbuh-tumbuhan dan haiwan. Beliau juga memberikan penerangan yang lebih teliti tentang proses pemejalwapan, penyulingan, penghabluran, penurasan dan sebagainya. Al-Razi juga menerangkan berbagai alat radas pegujian kimia seperti bikar, kelalang, lampu nafta, relau pelebur, dan berbagai lagi. Perjumpaan dan penerangan proses pengasingan dan penceraian ini adalah sangat penting kerana tanpa pengetahuan kepada proses ini adalah amat sukar untuk menyediakan bahan bagi sesuatu pengujian. Al-Marrakusyi dari Magrib menulis proses kimia dalam bentuk mimpi dalam Risalat al-Ruhawiyat.

    Al Razi wafat tahun 925 sebagai pengarang kitab Sirr Al Asrar (rahasianya rahasia) tentang penyulingan minyak mentah, pembuatan ekstrak parfum/minyak wangi (sekarang Perancis yang terkenal), ekstrak tanaman untuk keperluan obat, pembuatan sabun, kaca warna-warni, keramik, tinta, bahan celup kain, ekstrak minyak dan lemak, zat warna, bahan-bahan dari kulit, Mengembangkan penelitian tentang penyakit wanita dan kebidanan, penyakit keturunan, penyakit mata, penyakit campak dan cacar. Dapat disimpulkan bahwa kedua nama besar tersebut adalah insan berjaya dalam kajian kimia.

TOKOH AHLI KIMIA DI DUNIA

  1. Adolf Windaus - Jerman - Penemu Struktur Sterol
  2. Ahmed H. Zewail - Mesier - Ilmuwan Muslim Peraih Nobel Kimia
  3. Alfred Nobel - Swedia - Penemu Dinamit
  4. Alfred Werner - Swiss - Peletak Dasar Stereokimia
  5. Alessandro volta (1745-1827) - Italia - penemu sel elektrokimia dan deret Volta
  6. Amedeo Avogadro - Italia - Pennggagas Teori Molekul Gas
  7. Antoine Baumé - Perancis - Penemu Hidrometer Skala Baumé 
  8. Antoine Lavoisier - Bapak Kimia Modern
  9. Bernard Courtois - Perancis - (1777-1838) penemu Yodium
  10. Carl Bosch (1874-1940) Jerman -  mendapat Hadiah Nobel bidang kimia karena menemukan metoda tekanan tinggi kimia
  11. Carl Wilhelm Scheele - Jerman - Penemu Oksigen
  12. Charles Friedel - Perancis - Penggagas Reaksi Friedel-Crafts
  13. Claude Bernard, Ilmuwan Besar Perancis Pencetus Homeostatis
  14. Clarence Frank Birdseye II (1886 - 1956) - AS - menemukan proses cepat pembekuan makanan. Ia menemukan lampu yang dipanaskan dengan sinar inframerah. Ia menemukan senapan untuk menembakkan harpun. Harpun adalah alat untuk membunuh ikan paus
  15. Cyril Norman Hinshelwood - Inggris - Peraih Nobel Kimia pada tahun 1956 untuk penelitiannya dalam mekanisme reaksi kimia
  16. Daniel Rutherford - Skotlandia - Isolasi nitrogen
  17. Dmitri Ivanovich Mendeleev - Rusia - Penemu tabel periodik
  18. Dorothy Hodgkin -India - Penemu struktur Biomolekuler Tiga Dimens
  19. Eduard Buchner - Jerman - Penemu Fermentasi Tanpa Sel 
  20. Emil Erlenmeyer - Jerman - Penemu labu Erlenmeyer 
  21. Francois Marie Raoult (1830-1901), penemu sifat koligatif larutan
  22. Friedrich August Kekule - Jerman - Penemu Struktur Benzena
  23. Friedrich Bergius - Jerman - Penemu Proses pengolahan Batubara
  24. Fritz Haber - Jermanj - Bapak Perang Kimia Penemu Proses Ammonia 
  25. George de Hevesy - Hungaria - Penemu Unsur Kimia Hafnium
  26. Gertrude B. Elion - Amerika serikat - penemu obat penyembuh leukemia
  27. Gilbert Newton Lewis - menyatakan bahwa “asam adalah suatu zat yang bertindak sebagai akseptor pasangan elektron dan basa adalah zat yang bertindak sebagai donor pasangan electron”.
  28. Glenn T. Seaborg - Penemu Sepuluh Unsur Transuranium
  29. Hedry G. Moseley - menyatakan bahwa “sifat unsur merupakan sistem periodik dari nomor atomnya dimana nomor atom merupakan jumlah proton dan elektron sebuah unsur netral”.
  30. Henry Bessemer - Inggris - Mengembangkan Proses Pertama Pembuatan Baja Murah
  31. Henry Gwyn Jeffreys Moseley (1887-1915), penemu nomor atom.
  32. Henri Louis le Chatelier - Perancis - Penemu Prinsip Le Châtelier
  33. Henry Cavendish,  (1731-1810), penemu hydrogen
  34. Hermann Emil Fischer - Jerman - Penemu Senyawa Purin
  35. Hermann Lux - Jerman - ahli kimia anorganik 
  36. Hermann von Fehling - Penemu larutan penguji kandungan Glukosa
  37. H. Lux dan H. Flood (1947) menyatakan bahwa “tingkah laku asam –basa berkenaan dengan ion oksida diterapkan pada sistem nonprotonik”.
  38. Irving Langmuir - - Penemu kawat pijar dan tabung vacum tinggi
  39. Irwin Rose - Amerika Serikat - Peneliti mengenai proses kerusakan sel-sel dan pembuangan protein yang sudah tua dan rusak pada tanaman dan hewan
  40. James Lovelock - Inggris - Penemu detektor penangkap elektron
  41. Jacobus Henricus van 't Hoff - Belanda - kimiawan fisika dan organik Belanda
  42. Jacques Monod - Perancis - pelopor Genetika Molekuler
  43. Johan Wolfgang Doberainer - Jerman - membuat pengelompokan unsur
  44. John Dalton - Inggris - Pencetus teori atom moderen
  45. John Ernest Walker - Inggris - Pengusul Mekanisme Enzimatik Sintesis ATP
  46. John Frederick Daniell (1790-1845) - Inbggris - sel elektrokimia
  47. John Tyndall - Irlandia -  Pionir Kimia Lingkungan
  48. John William Struut Lord Reileigh (1842 – 1919) menemukan dan mengisolir Argon (1895)
  49. Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry - menyatakan bahwa “asam adalah zat sebagai pendonor proton dan basa adalah zat yang bertindak sebagai akseptor proton”.
  50. Jöns Jakob Berzelius - Swedia - Penemu Berat atom, Notasi kimia, katalisis, Silicon, Selenium, Thorium, Cerium
  51. Joseph Black - Skotlandia - Penemu Karbon Dioksida
  52. Joseph Louis Gay-Lussac - Perancis - penggagas Hukum Gay-Lussac dan Penemu boron
  53. Joseph Priestley - Inggris - Penemu Berbagai macam Gas
  54. Joseph Proust ( 1799) - menyatakan bahwa “suatu senyawa murni selalu terdiri atas unsur-unsur yang sama yang tergabung dalam perbandingan tertentu.
  55. Josiah Willard Gibbs - Amerika Serikat - Pendiri Teoretis Termodinamika Kimia
  56. Julius Lothar Meyer - Jerman - menyusun unsur dalam suatu tabel berdasarkan massa atom dan kesamaan sifat-sifat fisika unsur-unsur tersebut.
  57. Konrad Emil Bloch - Jerman - Penemu Mekanisme dan Regulasi Metabolisme Kolesterol dan Asam Lemak
  58. Louis Pasteur - Perancis - Penemu vaksinasi, pasteurisasi
  59. Louis Victor Duc De Broglie ( 1892 - 1987 ) Penemu sifat gelombang elektron
  60. Luis Federico Leloir - Argentina - Penemu Jalur Metabolisme Dalam Laktosa 
  61. Marie Curie - Polandia - Perintis Radiologi
  62. Mario J. Molina - Meksiko - Penemu Bahaya Cloroflorokarbon (CFC) Pada Lapisan ozon
  63. Melvin Calvin - peneliti Fotosintesis pada tumbuhan
  64. Michael Faraday - Inggris - Penemu listrik
  65. M. Frederick Hawthorne - AS - Pioner Kimia Boron
  66. Neil Bartlett - Inggris - Kimiawan Pertama Pembuat Senyawa Gas Mulia
  67. Nicolas Leblanc - Perancis - Menemukan Cara Pembuatan Soda Dari Garam Biasa 
  68. Nikolay Nikolayevich Semyonov - Rusia - Penemu Mekanisme Transformasi Kimia
  69. Peter Debye - Belanda - Peraih Nobel dalam Kimia tahun 1936 untuk sumbangannya pada struktur molekul
  70. Pierre Curie - Perancis - Pelopor Kristalografi, Magnetisme, Piezoelektrik dan Radioaktivitas
  71. Richard Kuhn - Austria - Penemu agen syaraf mematikan
  72. Richer (1792) - menyatakan bahwa “jika dua unsur a dan b masing-masing bereaksi dengan unsur C yang massanya sama membentuk AC dan BC, maka perbandingan massa A dan massa B dalam 
  73. Roald Hoffmann - Ukraina - Mengembangkan Mekanisme Reaksi
  74. Robert Andrews Millikan, (1868-1953) AS - penemu harga muatan electron
  75. Robert Boyle - - Pelopor Percobaan Metode Ilmiah Moderen
  76. Robert Bunsen - Jerman - Penemu cesium & Rubidium (bersama Gustav Kirchhoff)
  77. Rudolf Julius Emanuel Clausius (1822-1888) - Jerman - Penemu Hukum Termodinamika II, penemu entropi, penemu teori elektorolisis.
  78. Stanislao Cannizzaro - Italia - Penemu reaksi kimia yang melibatkan disproporsionasi aldehida tanpa hidrogen pada posisi alfa yang diinduksi oleh basa.
  79. Stuart L. Schreiber - Perintis Biologi kimia
  80. Svante Arrhenius - Swedia - Pendiri Kimia Fisik
  81. Thomas Graham (1805-1869) - Skotlandia -  penemu Hukum Graham, penemu ilmu kimia koloid, penemu beberapa istilah kimia koloid antara lain koloid, difusi, osmosis, sol, jel, peptisasi, seneresis, kristaloid College di London.
  82. Thomas Martin Lowry - Inggris - Mengembangkan  Teori Asam-Basa Brønsted-Lowry 
  83. Thomas Midgley - AS - berhasil mensintetis diklorodiflourmetana. CCl2F2 sebagai bagian dari usahanya membuat refrigeran yang aman.
  84. Emil Erlenmeyer - Jerman - Penemu Labu Erlenmeyer
  85. Victor Goldschmidt - Swiss - Pendiri Geokimia Modern dan Kimia Kristal
  86. Francois Auguste Victor Grignard - Perancis - Penemu  Cara Membuat Organomagnesium Halida (RMgX)
  87. Vladimir Vasilevich Markovnikov - Rusia-Penemu Hukum Markovnikov
  88. Walter Norman Haworth Inggris - Penggagas Nama Asam Askorbat mempelajari desain dan pembuatan linoleum.
  89. Walther Nernst - penggagas hukum ketiga termodinamika
  90. Wilhelm Ostwald - Jerman - Pengembang Proses Kimia Asam Nitrat
  91. William Ramsay - Skotlandia - Penemu keberadaan unsur-unsur gas mulia
  92. William S Knowles - Amerika serikat - penemu sintesis asimetris terkatalisis
  93. Wolfgang Pauli (1900-1958), teori orbital dan bilangan kuantum
  • R. G. Pearson (1963) menyatakan bahwa “asam-basa lunak adalah asam-basa yang elektron- elektron valensinya mudah terpolarisasi”.
  • Davy (1810) menbuktikan bahwa klorin dan benar-benar unsur baru, bukan senyawa yang mengandung oksigen.
  • J. Belmer (1885) menunjukkan bahwa grafik hubungan antara frekuensi degan ½ ternyata berupa garis lurus.
  • Grignard, Francois Auguste Victor (1871-1935), sintesis organic
  • Guldberg, Cato Maximilian (1836-1902), tetapan kesetimbangan